Jumat, 04 Desember 2020

Musik dan Lagu Daerah

 

MUSIK DAN LAGU DAERAH

“BATANGHARI SEMBILAN”

NAMA : RIZKI PATRIA LINALDI

KELAS : 1IA07

NPM : 51420123


PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis salah satunya lagu khas daerah.

Lagu daerah atau musik daerah ini biasanya muncul dan dinyanyikan atau dimainkan pada tradisi-tradisi tertentu pada masing-masing daerah, misal pada saat menina-bobok-kan anak, permainan anak-anak, hiburan rakyat, pesta rakyat, perjuangan rakyat, dan lain sebagainya. Lagu kedaerahan biasanya merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai irama khusus bagi sebuah daerah. Tetapi masyarakat saat ini cenderung lebih sering mendengarkan lagu-lagu modern sehingga membuat masyarakat saat ini lebih mengenal lagu-lagu modern dan melupakan lagu tradisional. Tidak sedikit lagu-lagu daerah ini yang sudah punah dan dilupakan akibat adanya modernisasi.

Tentu saja modernisasi berdampak pada kebudayaan, akibat modernisasi banyak budaya-budaya Indonesia yang sudah mulai dilupakan dan digantikan oleh budaya-budaya modern. Bahkan tidak sedikit generasi muda jaman sekarang yang tidak tahu budaya-budaya Indonesia.

Berbicara soal modernisasi saat ini, tentu modernisasi tak bisa luput dari teknologi, teknologi merupakan perkembangan suatu media atau alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.     

Perkembangan teknologi sekarang sudah tidak dapat dihindari lagi, masyarakat pengguna teknologi pun tanpa disadari sudah mulai mengikuti perkembangannya. Jika kita tidak dapat memilah yang baik maka akan berdampak buruk.

Adanya teknologi baru dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat serta teknologi sebagai pertanda kemajuan kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi dimana informasi apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita, berarti ikut serta mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Banyak masyarakat Indonesia, terutama generasi muda kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing ketimbang kebudayaan Indonesia sendiri. Hal ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam menerima budaya luar/asing.

 

 

A.   Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian dari lagu daerah?

2.    Apa nama musik yang berasal dari Sumatera Selatan?

3.    Sejarah dari musik yang berasal dari Sumatera Selatan?

 

B.   Tujuan Makalah

1.    Mengetahui pengertian dari lagu daerah

2.    Mengetahui nama musik yang berasal dari Sumatera Selatan

3.    Mengenal sejarah dari musik yang berasal dari Sumatera Selatan

 

PEMBAHASAN

Pengertian lagu daerah

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname

Lagu daerah bersifat turun temurun bentuk lagu, lazimnya dinyatakan dalam syair atau lirik bahasa daerah di wilayah tersebut. Bahasa dan dialek yang digunakan kadang sulit dipahami maksud dan tujuannya, namun memiliki makna yang mendalam. Bentuk pola dan susunan melodi sangat sederhana sehingga mudah dikuasai masyarakat setempat. Lagu daerah biasanya diwariskan secara lisan dan berkembang sesuai kondisi sosial budaya dan alam daerah tersebut, sehingga tiap daerah berbeda dengan daerah lainnya. Lagu daerah dibangun dari irama, syair dan instrumen, dan memiliki ciri-ciri syair yang mengisahkan budaya setempat, tatacara kehidupan sehari-hari, dan adat istiadat suatu daerah.

 

Sejarah Batanghari Sembilan

gambar pencipta lagu batanghari sembilan

Batanghari Sembilan adalah istilah untuk irama musik dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di Wilayah Sumatera Bagian Selatan. Dalam pengertian yang lebih luas, Batanghari Sembilan adalah kebudayaan yang berbasis pada sungai. Kebudayaan ini adalah kebudayaan agraris yang selaras dengan alam. Musik yang diekspresikan dari budaya ini bernuansa romantik, melonkolik dan naturalistik.

 

Musik dan lagu batanghari sembilan diperkirakan berakar dari rejung (pantun/sastra tutur di Besemah, salah satu wilayah Batanghari Sembilan). Pada mulanya, rejung tak menggunakan instrumen musik tradisional sebagai alat pengiring bunyi, ia hanya dituturkan dengan irama yang khas.

Perkembangan selanjutnya, rejung mulai diharmonisasikan dengan alat bunyi perkusi sederhana, terbuat dari bambu (getuk, getak-getung), kulit binatang (redap) dan terbuat dari besi (gung, kenung). “Instrumen” rejung ini bertambah lagi dengan alat bunyi tiup yang terbuat dari bambu (seredam), besi (ginggung) bahkan ada yang terbuat dari daun (carak). Alat musik modern; gitar, akordion, terompet, biola, mulai dikenal menjadi alat pengiring musik dalam batanghari sembilan diperkirakan sejak bangsa Barat masuk ke Sumsel.


Sejak memakai alat musik modern, alat musik tradisional mulai ditinggalkan, hanya ginggung (ginggong) masih terlihat. Pasca 1945, sesuai dengan dinamika perkembangannya, genre musik batanghari sembilan membelah lagi menjadi beberapa sub-genre, pengkategorian musik seperti terkadang merupakan hal yang subjektif, di antaranya rejung (makna lain adalah sastra tutur), tige serangkay (tiga serangkai), antan delapan gitar tunggal (akustik).

Awalnya tige serangkay dan antan delapan adalah judul pantun dalam rejungAmuntaukah ayik karawang /Ay, ngape nak nyabun aduhay sayang, sane seberang sane /Amuntaukah nasib kah malang /Ay, ngape nak tughun aduhay, sayang deniye dalam lah deniye /Amun mbak ini rupe mandian /Ay, ngape dik mandi aduhay, sayang kayik jalan kayik /Amun mbak ni rupe bagian /Ay, ngape di mati aduhay, sayang kecik badan lah kecik adalah syair tiga serangkai. Dalam perkembangannya, nada, ritme, melodi, dan harmoni dalam kedua lagu itu menjadi menjadi lagu-lagu dengan judul lain.

Salah satu wilayah Sumatera Selatan, di Kabupaten Ogan Ilir terdapat satu wilayah yang memiliki kesenian khas Batanghari Sembilan yaitu desa “Muara Kuang”. Di Kecamatan ini pertama kali kesenian Tembang Batanghari Sembilan dipopulerkan yang lazim disebut Tembang Nasib. Sejak tahun 1970-an sampai dengan sekarang sudah berciri khas diiringi tari daerah dan lagu.

 

Syair Tembang Batanghari Sembilan yang pertama kali diciptakan adalah : “muara Kuang Enam Belas Dusun, lima di kuang sebelas di Ogan, Dusun Muara Kuang mintak disusun, banyak kekurangan serbe ketinggalan”. Dimana pantun atau syair Tembang Batanghari Sembilan ini menceritakan di daerah Muara Kuang itu sendiri terdiri dari enam belas desa diantaranya lima berada di daerah Kuang dan sebelas berada di daerah Ogan. Tembang Batanghari Sembilan umumnya ditampilkan dalam rangka menyambut para tamu penting seperti : Gubernur, Bupati dan Camat.

 

 

Musik Batanghari Sembilan menggunakan alat musik gitar akustik, perbedaannya hanya terletak pada senar atau penyetelan senarnya, yaitu Snar 6 (enam) dan senar 4 (empat) distem pada lagu-lagu Tembang Batang Hasri Sembilan tertentu. Gitar tunggal digunakan untuk mengiringi Tembang Batang Hari Sembilan.

Tembang Batanghari Sembilan adalah salah satu bentuk kesenian tradisional berupa vocal manusia yang diringi gitar tunggal (gitar akustik) berupa pantun yang berciri khas bahasa daerah yang terkadang nasehat-nasehat keagamaan, nilai-nilai dan norma-norma dalam adat istiadat serta dapat juga terkadang pantun-pantun lucu maupun pantun-pantun belinjangan (pacaran) terhadap lawan jenis. Tembang Batanghari Sembilan bertujuan sebagai komunikasi antara orangtua dengan kaum muda, dan antara muda mudi yang memadu kasih. Isi dalam tembang ini juga terdapat ungkapan-ungkapan komunikasi kepada pemerintah dalam bentuk penyempaian aspirasi, ucapan terima kasih, kritik dan saran pada pemerintah.

 

Batanghari Sembilan adalah nama lain dari provinsi daerah tingkat I Sumatera Selatan yang memiliki 9 (sembilan) sungai besar yaitu : Sungai Kelingi, Sungai Beliti, Sungai Lakitan, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Batang Leko, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang. Sedangkan Tembang Batanghari Sembilan merupakan salah satu kesenian khas Sumatera Selatan yang merupakan salah satu bentuk kesenian suara/lagu. Kesenian ini berasal dari daerah-daerah yang wilayahnya dialiri oleh sembilan sungai.

 

Kostum yang digunakan pada saat pertunjukkan/penampilan kesenian Tembang Batanghari Sembilan pada saat kesenian tersebut belum berkembang adalah : Untuk pakaian laki-laki menggunakan : Telok Belango, Peci Hitam/Kopiah, Kain Sarung/Pelekat (kotak-kotak) dan Cenela (sendal). Sedangkan untuk perempuan menggunakan pakaian : Baju Kurung, Sanggul Malam, Kain, Cempako, Kalung Tapak Jajo, Antingan, Pending.

 

Sahilin merupakan seniman lagu melayu Batanghari Sembilan dan kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang mempertahankan tradisi dalam berbagai acara mereka. Selain itu kabupaten ini yang memiliki Dewan Kesenian sampai ke kecamatan. 

 

PENUTUP


Kesimpulan :

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Bahasa dan dialek yang digunakan kadang sulit dipahami maksud dan tujuannya, namun memiliki makna yang mendalam. Lagu daerah dibangun dari irama, syair dan instrumen, dan memiliki ciri-ciri syair yang mengisahkan budaya setempat, tatacara kehidupan sehari-hari, dan adat istiadat suatu daerah. Batanghari Sembilan adalah istilah untuk irama musik dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di Wilayah Sumatera Bagian Selatan. Kebudayaan ini adalah kebudayaan agraris yang selaras dengan alam. Musik dan lagu batanghari sembilan diperkirakan berakar dari rejung (pantun/sastra tutur di Besemah, salah satu wilayah Batanghari Sembilan). Pada mulanya, rejung tak menggunakan instrumen musik tradisional sebagai alat pengiring bunyi, ia hanya dituturkan dengan irama yang khas. Alat musik modern; gitar, akordion, terompet, biola, mulai dikenal menjadi alat pengiring musik dalam batanghari sembilan diperkirakan sejak bangsa Barat masuk ke Sumsel. Sejak memakai alat musik modern, alat musik tradisional mulai ditinggalkan, hanya ginggung (ginggong) masih terlihat. Pasca 1945, sesuai dengan dinamika perkembangannya, genre musik batanghari sembilan membelah lagi menjadi beberapa sub-genre, pengkategorian musik seperti terkadang merupakan hal yang subjektif, di antaranya rejung (makna lain adalah sastra tutur), tige serangkay (tiga serangkai), antan delapan gitar tunggal (akustik). 

Dalam perkembangannya, nada, ritme, melodi, dan harmoni dalam kedua lagu itu menjadi menjadi lagu-lagu dengan judul lain. Salah satu wilayah Sumatera Selatan, di Kabupaten Ogan Ilir terdapat satu wilayah yang memiliki kesenian khas Batanghari Sembilan yaitu desa “Muara Kuang”. Di Kecamatan ini pertama kali kesenian Tembang Batanghari Sembilan dipopulerkan yang lazim disebut Tembang Nasib. Syair Tembang Batanghari Sembilan yang pertama kali diciptakan adalah : “muara Kuang Enam Belas Dusun, lima di kuang sebelas di Ogan, Dusun Muara Kuang mintak disusun, banyak kekurangan serbe ketinggalan”. Musik Batanghari Sembilan menggunakan alat musik gitar akustik, perbedaannya hanya terletak pada senar atau penyetelan senarnya, yaitu Snar 6 (enam) dan senar 4 (empat) distem pada lagu-lagu Tembang Batang Hasri Sembilan tertentu. Tembang Batanghari Sembilan adalah salah satu bentuk kesenian tradisional berupa vocal manusia yang diringi gitar tunggal (gitar akustik) berupa pantun yang berciri khas bahasa daerah yang terkadang nasehat-nasehat keagamaan, nilai-nilai dan norma-norma dalam adat istiadat serta dapat juga terkadang pantun-pantun lucu maupun pantun-pantun belinjangan (pacaran) terhadap lawan jenis. Tembang Batanghari Sembilan bertujuan sebagai komunikasi antara orangtua dengan kaum muda, dan antara muda mudi yang memadu kasih. Batanghari Sembilan adalah nama lain dari provinsi daerah tingkat I Sumatera Selatan yang memiliki 9 (sembilan) sungai besar yaitu : Sungai Kelingi, Sungai Beliti, Sungai Lakitan, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Batang Leko, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang. Sedangkan Tembang Batanghari Sembilan merupakan salah satu kesenian khas Sumatera Selatan yang merupakan salah satu bentuk kesenian suara/lagu. Kostum yang digunakan pada saat pertunjukkan/penampilan kesenian Tembang Batanghari Sembilan pada saat kesenian tersebut belum berkembang adalah : Untuk pakaian laki-laki menggunakan : Telok Belango, Peci Hitam/Kopiah, Kain Sarung/Pelekat (kotak-kotak) dan Cenela (sendal). Sahilin merupakan seniman lagu melayu Batanghari Sembilan dan kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang mempertahankan tradisi dalam berbagai acara mereka. Selain itu kabupaten ini yang memiliki Dewan Kesenian sampai ke kecamatan.

 

DAFTAR PUSTAKA

http://balitbangnovdasumsel.com/warisanbudaya/budaya/17

http://fikrimaulanaadha.blogspot.com/2017/12/makalah-pelestarian-lagu-daerah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musik dan Lagu Daerah

  MUSIK DAN LAGU DAERAH “BATANGHARI SEMBILAN” NAMA : RIZKI PATRIA LINALDI KELAS : 1IA07 NPM : 51420123 PENDAHULUAN A.    Latar...