MUSIK DAN LAGU
DAERAH
“BATANGHARI SEMBILAN”
NAMA
: RIZKI PATRIA LINALDI
KELAS
: 1IA07
NPM : 51420123
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis salah satunya lagu khas daerah.
Lagu daerah atau musik daerah ini biasanya muncul dan
dinyanyikan atau dimainkan pada tradisi-tradisi tertentu pada masing-masing
daerah, misal pada saat menina-bobok-kan anak, permainan anak-anak, hiburan
rakyat, pesta rakyat, perjuangan rakyat, dan lain sebagainya. Lagu kedaerahan
biasanya merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai irama khusus bagi sebuah
daerah. Tetapi masyarakat saat ini cenderung lebih sering mendengarkan lagu-lagu modern sehingga membuat masyarakat
saat ini lebih mengenal lagu-lagu modern dan melupakan lagu tradisional. Tidak
sedikit lagu-lagu daerah ini yang sudah punah dan dilupakan akibat adanya
modernisasi.
Tentu saja modernisasi berdampak pada kebudayaan,
akibat modernisasi banyak budaya-budaya Indonesia yang sudah mulai dilupakan
dan digantikan oleh budaya-budaya modern. Bahkan tidak sedikit generasi muda
jaman sekarang yang tidak tahu budaya-budaya Indonesia.
Berbicara soal modernisasi saat ini, tentu modernisasi
tak bisa luput dari teknologi, teknologi merupakan perkembangan suatu media
atau alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta
mengendalikan suatu masalah.
Perkembangan teknologi sekarang sudah tidak dapat
dihindari lagi, masyarakat pengguna teknologi pun tanpa disadari sudah mulai
mengikuti perkembangannya. Jika kita tidak dapat memilah yang baik maka akan
berdampak buruk.
Adanya teknologi baru dapat
menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat serta teknologi sebagai
pertanda kemajuan kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi dimana informasi
apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita, berarti ikut serta
mempengaruhi tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini. Banyak masyarakat
Indonesia, terutama generasi muda kebanyakan lebih suka terhadap budaya asing
ketimbang kebudayaan Indonesia sendiri. Hal ini menuntut kita
untuk lebih waspada dalam menerima budaya luar/asing.
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari lagu daerah?
2. Apa nama musik yang berasal
dari Sumatera Selatan?
3. Sejarah dari musik yang
berasal dari Sumatera Selatan?
B. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari lagu
daerah
2. Mengetahui nama musik yang berasal
dari Sumatera Selatan
3. Mengenal sejarah dari musik yang
berasal dari Sumatera Selatan
PEMBAHASAN
Pengertian lagu daerah
Lagu daerah atau musik
daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari
suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah
tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak
diketahui lagi alias noname
Lagu daerah bersifat turun
temurun bentuk lagu, lazimnya dinyatakan dalam syair atau lirik bahasa daerah
di wilayah tersebut. Bahasa dan dialek yang digunakan kadang sulit dipahami
maksud dan tujuannya, namun memiliki makna yang mendalam. Bentuk pola dan
susunan melodi sangat sederhana sehingga mudah dikuasai masyarakat setempat.
Lagu daerah biasanya diwariskan secara lisan dan berkembang sesuai kondisi
sosial budaya dan alam daerah tersebut, sehingga tiap daerah berbeda dengan
daerah lainnya. Lagu daerah dibangun dari irama, syair dan instrumen, dan
memiliki ciri-ciri syair yang mengisahkan budaya setempat, tatacara kehidupan
sehari-hari, dan adat istiadat suatu daerah.
Sejarah Batanghari Sembilan
Batanghari Sembilan adalah istilah untuk irama musik
dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di Wilayah Sumatera Bagian
Selatan. Dalam pengertian yang lebih luas, Batanghari Sembilan adalah
kebudayaan yang berbasis pada sungai. Kebudayaan ini adalah kebudayaan agraris
yang selaras dengan alam. Musik yang diekspresikan dari budaya ini bernuansa
romantik, melonkolik dan naturalistik.
Musik dan lagu batanghari sembilan diperkirakan
berakar dari rejung (pantun/sastra tutur di Besemah, salah satu wilayah Batanghari
Sembilan). Pada mulanya, rejung tak menggunakan instrumen musik tradisional
sebagai alat pengiring bunyi, ia hanya dituturkan dengan irama yang khas.
Perkembangan selanjutnya, rejung mulai
diharmonisasikan dengan alat bunyi perkusi sederhana, terbuat dari bambu (getuk,
getak-getung), kulit binatang (redap) dan terbuat dari besi (gung,
kenung). “Instrumen” rejung ini bertambah lagi dengan alat bunyi tiup yang
terbuat dari bambu (seredam), besi (ginggung) bahkan ada yang
terbuat dari daun (carak). Alat musik modern; gitar, akordion, terompet,
biola, mulai dikenal menjadi alat pengiring musik dalam batanghari sembilan
diperkirakan sejak bangsa Barat masuk ke Sumsel.
Awalnya tige serangkay dan antan
delapan adalah judul pantun dalam rejung. Amuntaukah
ayik karawang /Ay, ngape nak nyabun aduhay sayang, sane seberang sane /Amuntaukah
nasib kah malang /Ay, ngape nak tughun aduhay, sayang deniye dalam lah deniye
/Amun mbak ini rupe mandian /Ay, ngape dik mandi aduhay, sayang kayik jalan
kayik /Amun mbak ni rupe bagian /Ay, ngape di mati aduhay, sayang kecik badan
lah kecik adalah syair tiga serangkai. Dalam
perkembangannya, nada, ritme, melodi, dan harmoni dalam kedua lagu itu menjadi
menjadi lagu-lagu dengan judul lain.
Salah satu wilayah Sumatera Selatan, di Kabupaten Ogan
Ilir terdapat satu wilayah yang memiliki kesenian khas Batanghari Sembilan
yaitu desa “Muara Kuang”. Di Kecamatan ini pertama kali kesenian Tembang
Batanghari Sembilan dipopulerkan yang lazim disebut Tembang Nasib. Sejak tahun
1970-an sampai dengan sekarang sudah berciri khas diiringi tari daerah dan
lagu.
Syair Tembang Batanghari Sembilan yang pertama kali
diciptakan adalah : “muara Kuang Enam Belas Dusun, lima di kuang sebelas di
Ogan, Dusun Muara Kuang mintak disusun, banyak kekurangan serbe ketinggalan”.
Dimana pantun atau syair Tembang Batanghari Sembilan ini menceritakan di daerah
Muara Kuang itu sendiri terdiri dari enam belas desa diantaranya lima berada di
daerah Kuang dan sebelas berada di daerah Ogan. Tembang Batanghari Sembilan
umumnya ditampilkan dalam rangka menyambut para tamu penting seperti :
Gubernur, Bupati dan Camat.
Musik Batanghari Sembilan menggunakan alat musik gitar
akustik, perbedaannya hanya terletak pada senar atau penyetelan senarnya, yaitu
Snar 6 (enam) dan senar 4 (empat) distem pada lagu-lagu Tembang Batang Hasri
Sembilan tertentu. Gitar tunggal digunakan untuk mengiringi Tembang Batang Hari
Sembilan.
Tembang Batanghari Sembilan adalah salah satu bentuk
kesenian tradisional berupa vocal manusia yang diringi gitar tunggal (gitar
akustik) berupa pantun yang berciri khas bahasa daerah yang terkadang
nasehat-nasehat keagamaan, nilai-nilai dan norma-norma dalam adat istiadat
serta dapat juga terkadang pantun-pantun lucu maupun pantun-pantun belinjangan
(pacaran) terhadap lawan jenis. Tembang Batanghari Sembilan bertujuan sebagai
komunikasi antara orangtua dengan kaum muda, dan antara muda mudi yang memadu
kasih. Isi dalam tembang ini juga terdapat ungkapan-ungkapan komunikasi kepada
pemerintah dalam bentuk penyempaian aspirasi, ucapan terima kasih, kritik dan
saran pada pemerintah.
Batanghari Sembilan adalah nama lain dari provinsi
daerah tingkat I Sumatera Selatan yang memiliki 9 (sembilan) sungai besar yaitu
: Sungai Kelingi, Sungai Beliti, Sungai Lakitan, Sungai Rawas, Sungai Rupit,
Sungai Batang Leko, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang. Sedangkan
Tembang Batanghari Sembilan merupakan salah satu kesenian khas Sumatera Selatan
yang merupakan salah satu bentuk kesenian suara/lagu. Kesenian ini berasal dari
daerah-daerah yang wilayahnya dialiri oleh sembilan sungai.
Kostum yang digunakan pada saat
pertunjukkan/penampilan kesenian Tembang Batanghari Sembilan pada saat kesenian
tersebut belum berkembang adalah : Untuk pakaian laki-laki menggunakan : Telok
Belango, Peci Hitam/Kopiah, Kain Sarung/Pelekat (kotak-kotak) dan Cenela
(sendal). Sedangkan untuk perempuan menggunakan pakaian : Baju Kurung, Sanggul
Malam, Kain, Cempako, Kalung Tapak Jajo, Antingan, Pending.
Sahilin merupakan seniman lagu melayu Batanghari
Sembilan dan kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang
mempertahankan tradisi dalam berbagai acara mereka. Selain itu kabupaten ini
yang memiliki Dewan Kesenian sampai ke kecamatan.
PENUTUP
Kesimpulan :
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Bahasa dan dialek yang digunakan kadang sulit dipahami maksud dan tujuannya, namun memiliki makna yang mendalam. Lagu daerah dibangun dari irama, syair dan instrumen, dan memiliki ciri-ciri syair yang mengisahkan budaya setempat, tatacara kehidupan sehari-hari, dan adat istiadat suatu daerah. Batanghari Sembilan adalah istilah untuk irama musik dengan petikan gitar tunggal yang berkembang di Wilayah Sumatera Bagian Selatan. Kebudayaan ini adalah kebudayaan agraris yang selaras dengan alam. Musik dan lagu batanghari sembilan diperkirakan berakar dari rejung (pantun/sastra tutur di Besemah, salah satu wilayah Batanghari Sembilan). Pada mulanya, rejung tak menggunakan instrumen musik tradisional sebagai alat pengiring bunyi, ia hanya dituturkan dengan irama yang khas. Alat musik modern; gitar, akordion, terompet, biola, mulai dikenal menjadi alat pengiring musik dalam batanghari sembilan diperkirakan sejak bangsa Barat masuk ke Sumsel. Sejak memakai alat musik modern, alat musik tradisional mulai ditinggalkan, hanya ginggung (ginggong) masih terlihat. Pasca 1945, sesuai dengan dinamika perkembangannya, genre musik batanghari sembilan membelah lagi menjadi beberapa sub-genre, pengkategorian musik seperti terkadang merupakan hal yang subjektif, di antaranya rejung (makna lain adalah sastra tutur), tige serangkay (tiga serangkai), antan delapan gitar tunggal (akustik).
Dalam perkembangannya, nada, ritme, melodi,
dan harmoni dalam kedua lagu itu menjadi menjadi lagu-lagu dengan judul lain.
Salah satu wilayah Sumatera Selatan, di Kabupaten Ogan Ilir terdapat satu wilayah
yang memiliki kesenian khas Batanghari Sembilan yaitu desa “Muara Kuang”. Di
Kecamatan ini pertama kali kesenian Tembang Batanghari Sembilan dipopulerkan
yang lazim disebut Tembang Nasib. Syair Tembang Batanghari Sembilan yang
pertama kali diciptakan adalah : “muara Kuang Enam Belas Dusun, lima di kuang
sebelas di Ogan, Dusun Muara Kuang mintak disusun, banyak kekurangan serbe
ketinggalan”. Musik Batanghari Sembilan menggunakan alat musik gitar akustik,
perbedaannya hanya terletak pada senar atau penyetelan senarnya, yaitu Snar 6
(enam) dan senar 4 (empat) distem pada lagu-lagu Tembang Batang Hasri Sembilan
tertentu. Tembang Batanghari Sembilan adalah salah satu bentuk kesenian
tradisional berupa vocal manusia yang diringi gitar tunggal (gitar akustik) berupa
pantun yang berciri khas bahasa daerah yang terkadang nasehat-nasehat
keagamaan, nilai-nilai dan norma-norma dalam adat istiadat serta dapat juga
terkadang pantun-pantun lucu maupun pantun-pantun belinjangan (pacaran)
terhadap lawan jenis. Tembang Batanghari Sembilan bertujuan sebagai komunikasi
antara orangtua dengan kaum muda, dan antara muda mudi yang memadu kasih.
Batanghari Sembilan adalah nama lain dari provinsi daerah tingkat I Sumatera
Selatan yang memiliki 9 (sembilan) sungai besar yaitu : Sungai Kelingi, Sungai
Beliti, Sungai Lakitan, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Batang Leko, Sungai
Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang. Sedangkan Tembang Batanghari
Sembilan merupakan salah satu kesenian khas Sumatera Selatan yang merupakan
salah satu bentuk kesenian suara/lagu. Kostum yang digunakan pada saat
pertunjukkan/penampilan kesenian Tembang Batanghari Sembilan pada saat kesenian
tersebut belum berkembang adalah : Untuk pakaian laki-laki menggunakan : Telok
Belango, Peci Hitam/Kopiah, Kain Sarung/Pelekat (kotak-kotak) dan Cenela
(sendal). Sahilin merupakan seniman lagu melayu Batanghari Sembilan dan
kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang mempertahankan
tradisi dalam berbagai acara mereka. Selain itu kabupaten ini yang memiliki
Dewan Kesenian sampai ke kecamatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://balitbangnovdasumsel.com/warisanbudaya/budaya/17
http://fikrimaulanaadha.blogspot.com/2017/12/makalah-pelestarian-lagu-daerah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar