SENI LUKIS BUDAYA LOKAL
“LUKISAN LAKER”
NAMA : RIZKI PATRIA LINALDI
KELAS : 1IA07
NPM : 51420123
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa.
Dengan dasar pengertian yang sama , seni lukis adalah sebuah pengembangan yang
lebih utuh dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi
atau permukaan dari objek tiga dimensi atau mendapat kesan tertentu. Medium
lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film
didalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga
bisa bermacam macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media
yang digunakan.
Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan
dengan memulaskan berbagai warna, dengan kedalaman warna “pigmen” dalam pelarut
(atau medium) dan gen pengikat (lem) untuk pengencer air, gen pengikat berupa
minyak linen untuk cat minyak dengan pengencer terpenthin, pada permukaan
(peyanngga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini dilakukan oleh seorang pelukis;
dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, definisi ini digunakan terutama
jika ia merupakan pencipta suatu karya lukisan. Manusia telah melukis selama 6 kali lebih lama berbanding penggunaan
tulisan. Sebagai contoh lukisan-lukisan yang berada di gua-gua tempat tinggal
manusia prasejarah. Kata lukisan berarti lukisan gambar.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
seni lukisan yang berasal dari Palembang?
2.
Apa
itu lukisan laker?
3.
Apa
saja peralatan yang dibutuhkan dalan melukis lukisan laker?
4.
Bagaimana
cara melukis lukisan laker?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Mengetahui
seni lukisan yang berasal dari Palembang
2.
Mengenal
dan mengetahui apa itu lukisan laker
3.
Mengetahui
peralatan yang dibutuhkan dalam melukis lukisan laker
4.
Mengetahui
cara melukis lukisan laker
PEMBAHASAN
Pengertian
Lukisan Laker
Di kota Palembang terdapat beberapa
sanggar seni rupa yang mendidik pelukis dan seniman-seniman muda yang berbakat
yaitu sanggar Ganesha yang beralamat di Jl. KH. Ahmad
Dahlan no. 74 Kecamatan Bukit Kecil yang di ketuai oleh Bapak Harun Rosidi Kamil.
Bermula dari kecintaan terhadap seni lukis membuatnya membentuk sebuah kelompok
atau komunitas yang aktif membuat karya-karya seni lukis serta mengembangkan
seni lukis di Palembang. Dalam membina dan mengembangkan seni lukis di sanggar
ini, Bapak Harun Rosidi Kamil menciptakan karya seni lukis dengan berbagai
media dan teknik. Media yang digunakan berbeda dari lukisan pada umumnya,
biasanya menggunakan berbagai warna dan berbagai jenis cat, tetapi tidak dengan
seni lukis laker, lukisan ini dominan menggunakan warna hitam, merah dan kuning
emas. Saat ini seni lukis laker di kota Palembang telah berkembang dengan
banyaknya seniman atauperupa yang membuat karya-karya seni rupa khas seni lukis
laker. Laker berasal dari bahasa Inggris lacquer (tinner yang digunakan untuk
mengawetkan kayu) lukisan ini menggunakan bahan-bahan yang hampir sama pada
pembuatan kerajinan lak, tetapi proses pembuatannya berbeda dari lukisan pada
umumnya serta membutuhkan waktu yang cukup lama, itu sebabnya harga lukisan ini
terbilang lebih mahal dari lukisan biasanya. Lukisan laker dari sanggar Ganesha
sudah banyak dikenal dan dikoleksi oleh beberapa kolektor seni dan
pejabat-pejabat di kota Palembang untuk menghiasi ruang penting seperti
beberapa lukisan laker yang terpajang di ruang rapat kantor Gubernur Sumatera Selatan, di rumah dinas Wali
Kota Palembang, dan beberapa kolektor yang mengoleksi seni lukis laker. Herbert
Read dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Art (1959), menyebutkan bahwa
seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti
bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu
dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk
yang disajikan (Dharsono, 2007:7).
Dalam
bahasa Inggris, seni dikenal dengan istilah “art”.Dalam bahasa latin seni
dikenal dengan istilah “ars” yang berarti keterampilan atau kemahiran. Orang
Yunani mengatakan bahwa kata “ art “sama dengan techne, kemudian berkembang
menjadi teknik. Jadi seni identik dengan teknik, (Yuliastuti,2009:1). Menurut
Leo Tolstoy seni adalah ungkapan perasaan seniman yang disampaikan kepada orang
lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakannya. Dengan seni, seniman
memberikan, menyalurkan, memindahkan perasaannya kepada orang lain sehingga orang
itu merasakan apa yang dirasakan sang seniman. Lebih dari itu, orang itu pun
dapat menerima perasaan seniman dengan kondisi yang sama, Sumardjo
(2000:62-63). Pengertian seni rupa lebih kepada membentuk karya dengan media
yang dapat ditangkap secara visual dan dirasakan dengan perabaan. Jika dilihat
dari fungsinya, seni rupa terbagi menjadi seni rupa murni dan seni rupa
terapan, seni rupa murni yaitu proses penciptaan lebih menekankan pada ekspresi
jiwa. Sedangkan seni rupa terapan atau applied art, lebih sering disebut
sebagai kriya, yang proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu.
Seni rupa merupakan salah satu kesenian yang mengacu pada bentuk visual atau
sering disebut bentuk perupaan, yang merupakan susunan atau komposisi atau satu
kesatuan dari unsur-unsur seni rupa. Struktur
seni rupa atau penyusunan unsur rupa dalam mewujudkan bentuk pada seni rupa
diperlukan hukum atau asas penyusunan, merupakan dasar dari
pengamatan/pemahaman seni (Dharsono, 2007:35).
Seni
lukis adalah suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam
bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis,
warna, tekstur, shape, dan sebagainya. Medium
rupa dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis material seperti tinta,
cat/pigmen tanah liat, semen dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan
untuk mewujudkan medium rupa, Dharsono (2004:36). Aktifitas melukis adalah
mengaplikasikan cat, pigmen, warna atau medium lain pada suatu permukaan. Cara
mengaplikasikan medium tersebut umumnya dengan kuas, bisa juga dengan alat lain
misalnya pisau, spons, dan kuas semprot (airbrushes).
Lukisan Laker
Kata
Laker diadopsi dari istilah bahasa Inggris lacquer yaitu bahan damar yang
dihasilkan oleh sejenis serangga bernama laccifer lacca. Tumbuhan tempat
bertenggernya serangga ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok dan daerah
pegunungan Himalaya.Orang jepang menyadapnya dari pohon tersebut sekali dalam
10 tahun. Di Sumatera Selatanpohon tersebut dikenal dengan nama pohon komalo,
(Pagar Alam Post, kamis 26 April 2016). Lukisan laker adalah karya seni lukis
khas Palembang, yang memiliki keunikannya sendiri. Lukisan lak Palembang ini belum
begitu banyak dikenal oleh masyarakat, karena keberadaanya juga relatif belum
lama. Lukisan Laker sendiri merupakan hasil
pengembangan dari seni kerajinan lak yang memang sejak lama dikenal oleh
masyarakat luas. Seperti halnya seni kerajinan lak, lukisan lak pun memiliki
sensitifitas yang tinggi terhadap cahaya, dengan kata lain lukisan lak ini
memiliki pesona yang lebih bila mendapat sumber cahaya yang cukup atau
ditempatkan di ruang yang terang. Dari penjelasan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan bahwa lukisan laker adalah lukisan khas Palembang yang merupakan
hasil pengembangan dari seni kerajinan lak Palembang yang memiliki ciri khas
tersendiri, baik teknik, proses pembuatan dan warna, seperti pada karya
Muhammad Idris pelukis di sanggar Ganesha Palembang berikut ini:
Gambar
1:Seni lukis laker“Masjid Agung Palembang” karya Muhamad Idris, hard board
60x80cm, koleksigaleri sanggar Ganesha Palembang, (Dok: Suparman. foto: Mainur,
2018)
Sanggar Ganesha
Sanggar
Ganesha adalah salah satu sanggar seni rupa yang terdapat dikota Palembang yang
didirikan pada tahun 1978. Dengan tujuan untuk menghimpun pekerja seni atau seniman
muda di Palembang. Sanggar 3 seni rupa yang beralamat di Jl. KH Ahmad Dahlan
nomor 74 Bukit Kecil Palembang ini dipimpin oleh Bapak Harun Rosidi Kamil yang
merupakan alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Institut Teknologi
Bandung. Beliau selain aktif mempunyai sanggar juga selaku ketua Himpunan Seni
Rupa dari Sumatra Selatan (HSRI-SS), beliau juga adalah tokoh seni rupa atau
seniman seni rupa yang juga ikut sebagai pendiri Sekolah Menengah Seni Rupa
(SMSR) bersama Bapak A. Manaf dan Abdullah Saleh.
Kota Palembang adalah ibu
kota Provinsi Sumatera Selatan. Palembang
adalah kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Untuk mengetahui
bagaimana proses pembuatan lukisan laker yang
dilakukan di sanggar Ganesha. Sanggar Ganesha pertama kali terbentuk di Bandung
pada tahun 1978, anggotanya terdiri dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung
(ITB) yang berasal dari kota Palembang. Pada tahun 1980 Bapak Harun Rosidi
Kamil yang merupakan salah satu pendiri dari sanggar Ganesha ini kembali ke
kota kelahirannya dan mendirikan sanggar Ganesha di tempat rumah kediamannya
yang beralamat di Jln. KH. Ahmad
Dahlan nomor 74 Bukit Kecil Palembang. Lokasi sanggar ini begitu strategis,
terletak di pinggir jalan raya dan ditengah tengah
kota dan berdekatan dengan wisata taman Kambang Iwak dan rumah dinas Wali Kota.
Akan tetapi agak sedikit sulit menemukannya karena di halaman tempat lokasi tidak
terdapat plank yang menunjukkan tempat lokasi sanggar Ganesha. Melukis lak
adalah kegiatan melukis yang menggunakan laker sebagai salah-satu dari media
lukisnya. Laker
identik dengan kuning yang menjadi pelapis hiasan dengan sapuan cat hitam, dan
keemasan hingga terlihat mencolok. Banyak masyarakat Palembang menamai hiasan
pewarna tersebut dengan istilah lak atau laker, walaupun namalak lebih kental
dengan istilah lemari ukir Palembang. Dalam penelitian ini penulis mengamati
proses pembuatan lukisan laker secara langsung di sanggar Ganesha yang
dilakukan oleh Muhammad Idris salah seorang anggota dan seniman di sanggar
Ganesha. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan lukisan laker sama seperti
alat yang digunakan pada alat lukis pada umumnya yaitu 4 kuas, palet, dan
pensil. Sementara gergaji dan amplas digunakan untuk mengolah media yang akan
dilukis. Alat-alat yang digunakan yaitu:
Gambar 2: Alat-alat
1. Gergaji : Berfungsi
untuk memotong Hard Board / MDF atau medialukis. 2. Palet : Merupakan tempat
atau wadah untuk cat warna emas.
3. Kuas :Berfungsiuntuk
mengaplikasikan cat atau warna dan memberi bentuk pada lukisan.
4. Pensil : Berfungsi
untuk membuat sketsa awal lukisan.
5. Amplas : Berfungsi
meratakan atau menghaluskan media dan lukisan.
6. Kainlap: Berfungsi
untuk membersihkan kuas.
Dalam teknik melukis
laker akan melalui tiga proses tahapan
yaitu tahap awal, tahap kedua, dan tahap akhir. Berikut adalah tahapan tahapan tersebut:
1. Tahap
Awal
Media yang telah disiapkan dan dipotong sesuai ukuran diberi warna dasar dengan menggunakan cat minyak yang telah dicampur dengan tinner.
Media yang telah diberi warna dasar dan
catnya telah kering lalu dibuat sketsa gambar dengan menggunakan pensil.
Setelah digambar sketsa dengan menggunakan
pensil lalu gambar sketsa tersebut diperjelas atau dilukis dengan cat warna
hitam dari tinta cina dan cat berwarna emas dari serbuk emas (perada) yang
telah dicampur pernis (kayu) menggunakan kuas.
2. Tahap
Kedua
Di tahap kedua setelah Media telah di
lukis dengan menggunakan tinta cina dan cat emas lukisan kemudian di jemur
beberapa menit, setelah dijemur beberapa menit lukisan lalu dipoles atau
dilapisi dengan lacquer lalu di jemur lagi kemudian dipoles lagi lalu dijemur
lagi hingga 4-5 kali pemolesan dan penjemuran hingga warnanya menjadi
kecoklatan dan berkilau.
Setelah lukisan dijemur beberapa jam dan
telah kering lukisan lalu diamplas menggunakan amplas halus yang dibasahi
dengan air, pengamplasan dilakukan agar permukaannya halus dan mudah
dilukis,setelah rata dan halus baru kemudian dilukis lagi dengan menggunakan
tinta cina dan cat emas.
3. Tahap
Ketiga
Di tahap ketiga, media yang telah dilukis
di tahap kedua kemudian di jemur lagi beberapa menit. Setelah dijemur lukisan
lalu di poles lagi dengan menggunakan laker dan dijemur berulang hingga 3 kali
pemolesan dan penjemuran.
Setelah lukisan di poles menggunakan laker
dan dijemur kemudian lukisan diamplas lagi menggunakan amplas halus dengan
dibasahi air kemudian dijemur lagi.
Media yang telah diamplas dan dijemur lalu
dilukis lagi dengan cat hitam dan emas.
4. Tahap
Akhir
Tahap akhir ini merupakan tahap finishing,
Media yang telah dilukis di tahap ke 3 lalu dipoles lagi menggunakan laker lalu
dijemur secara berulang sebanyak 2 kali pemolesan dan penjemuran.Lukisan yang
telah poles menggunakan laker dan dijemur kemudian diamplas lagi menggunakan
amplas halus sambil dibasahi dengan menggunakan air agar permukaan lukisan
halus. Kemudian lukisan lalu dijemur hingga kering.
Setelah diamplas dan dijemur hingga kering baru kemudian ke proses finishing yaitu pemolesanpernis pada lukisan dengan menggunakan kuas lalu dijemur lagi. Di proses finishing akan terlihat lukisan tampak lebih berkilau dan menandakan bahwa lukisan telah jadi atau selesai dibuat.
Teknik observasi yang dilakukan dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan secara
langsung terhadap objek yang akan diteliti atau tempat yang menjadi pokok permasalahan
yang dihadapi. Maka diperlukan pengamatan dengan cara observasi dan melihat secara langsung
terhadap karya-karya lukisan laker yang ada di galeri serta keadaan di sanggar
ganesha.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan :
Adapun kesimpulan yang
dapat diuraikan dari hasil penelitian mengenai proses pembuatan karya seni
lukis laker di sanggar Ganesha Palembang adalah:
Lukisan laker adalah
karya seni rupa murni dua dimensi yang merupakan hasil pengembangan dari seni
kerajinan lak Palembang yang memiliki ciri khas tersendiri.Laker identik dengan
kuning yang menjadi pelapis hiasan dengan sapuan cat hitam, dan keemasan hingga
terlihat mencolok. Dari beberapa referensi, diketahui namalaker diadopsi dari
istilah bahasa Inggris lacquer, yaitu bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis
serangga bernama Laccifer lacca.Tumbuhan 9 tersebut merupakan tempat
bertenggernya serangga dan banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan Pegunungan
Himalaya.
Bahan utama yang
digunakan merupakan bahan-bahan tradisional diantaranya yaitu kemalau, atau
berupa butiran-butiran yang berbentuk seperti sarang semut yang dihasilkan dari
pohon durian, serbuk emas atau yang biasa disebut parada.Bahan yang dijadikan
media yaitu Hardboart, MDF, atau papan triplek yang permukaannya datar. Dan
bahan pendukung lainnya adalah spritus, cat minyak, tinner, pernis, dan minyak
tanah.
Alat yang digunakan dalam
membuat lukisan laker yaitu sama halnya seperti alat melukis pada umumnya
seperti kuas, palet, pensil. Sementara gergaji digunakan untuk memotong media
sesuai ukuran yang diinginkan dan amplas digunakan untuk meratakan atau
menghaluskan permukaan media yang akan dilukis.
Teknik dalam membuat
lukisan laker memiliki 4 tahapan
yaitu,
tahapan pertama pemberian warna dasar dengan menggunakan cat minyak berwarna
silver, pembuatan sketsa, dan membentuk gambar. Tahapan
kedua yaitu pemolesan lacquer, penjemuran, pengamplasan, pewarnaan. Tahap ketiga yaitu pemolesan lacquer,
penjemuran, pengamplasan, pewarnaan. Dan
tahap ke empat pemolesan lacquer, penjemuran, dan finishing pemolesan dengan
menggunakan pernis.
Lukisan laker memiliki
bentuk yang unik dengan paduan warna hitam, kuning emas kecoklatan yang
berkilau membuat orang yang melihat lukisan laker ini seakan bernostalgia
lantaran gaya lukisannya yang terlihat klasik, ditambah lagi objek yang dilukis
rata-rata bentuk atau gambaran budaya yang ada di kota Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulanmakalah-cncnets.blogspot.com/2012/02/makalah-seni-lukis.html